Wednesday, 1 June 2016

Auxanometer

Pernah gak kamu membayangkan bahwa sebutir biji tanaman yang berukuran kecil bisa menjadi pohon dengan ukuran yang sangat besar ?? Kok bisa yaa ? Ya embuuhh wkwkww.... Tanaman aja bisa tumbuh tinggi dan besar, pastinya rasa diantara kita juga bisa doong .. duh ah apaan sih ini hmm

Penasaran gak sih lihat tanaman tumbuh tiap hari semakin tinggi , tinggi , tinggi dan tinggi. Kalian gak penasaran berapa cm bahkan berapa milimeter batang tumbuhan itu bertambah tiap harinya ??? Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif.. itu apaa lagi itu kualitatif kuantitatif -___- udahh searching aja sendirii okee

Nah kalian tau gak alat yang digunakan apa... Apaa hayoo ?? Penasaran gak? Enggak? Yakinn ?? Nanti nyesel loohh... Kalo isi hatiku mau tau gakk ?? Mauu ? ahh gitu aja masak gak tau sih.. Isi hatiku kan kamuu :3 hehee...

Ini apaan sih bahas gak jelas... OK sekarang aku kasi tau deh alat untuk mengukur pertumbuhan suatu tumbuhan itu "AUXANOMETER"

Tau gakk itu apa? Bentuknya gimana hayoo wkwkww

Bentuknya kayak gini nihh ..

 

Sekilas memang simple dan sederhana, akan tetapi tak pernah terpikirkan oleh kalian kan untuk mengukur pertumbuhan yang dialami oleh tanaman.... waahh kalian gak peka gak perhatian ckck


Pengukuran pertumbuhan akan menghasilkan grafik berbentuk huruf S yang dikenal dengan grafik sigmoid. Berdasarkan grafik ini, pertumbuhan dapat dibedakan menjadi empat fase yaitu fase awal, fase log, fase perlambatan, dan fase stasioner. Pada fase log terjadi pertumbuhan yang sangat cepat dan diikuti penurunan kecepatan pertumbuhan. Contoh grafiknya dapat dilihat pada gambar 1.2


Ini adalah auksanometer yang terdiri atas sistem katrol yang dilengkapi jarum penunjuk pada busur skala. Prinsip kerjanya katrol yang dihubungkan dengan benang antara ujung tumbuhan yang akan diukur kecepatan tumbuhnya , jika bergerak menandakan bahwa tumbuhan melakukan pertumbuhan yang menyebabkan jarum skala bergerak.

Cara menggunakan auksanometer sederhana adalah sebagai berikut :
1. Ikatkan ujung benang yang bebas pada tangkai daun paling ujung tanaman
2. Posisikan jarum penunjuk pada angka nol dan ujung pemberat pada skala mistar nol
3. Karena pertumbuhan tanaman maka jarum akan bergerak naik dan pemberat bergerak turun

Untuk lebih jelasnya yukk ceki cekii videonyaa 



Mungkin hanya secuil informasi ini saja yang bisa app suguhkan... next time lagi yaa
Suwuunn (^3^)v


Source :
https://en.wikipedia.org/wiki/Auxanometer
http://www.pintarbiologi.com/2014/11/pengertian-pertumbuhan-dan-perkembangan.html
http://tulisanreyhan.blogspot.co.id/2013/09/auksanometer.html#.V03CdtR95kj




Wednesday, 6 April 2016

PEMBUATAN PROTOTIPE PINTU OTOMATIS SATU ARAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATMega 8535 MENGGUNAKAN DOUBLE IR

Olaaa kawann ... Kita akan bahas potongan puzzle lain yang menarik nih. Oh yaa kalian sering kan keluar masuk rumah, kamar, mall dan laiiin sebagainya. Apa kalian gak lelah buka tutup pintu ?? Aku aja lelah berusaha buka pintu hatimu :v pffttt . . . Sekarang kan jamannya serba modern, kenapa gak kita manfaatin aja teknologi ini . . . Maka dari itu sekarang kita akan membahas tentang aplikasi dari sensor motion detector. Sensor itu banyak jenisnya, ada yang peka sama gerakan dll. Masak kamu kalah sih sama sensor, sensor aja peka masak kamu gak peka peka siihh. Pake sensor giih... sensor yang akan dibahas yaitu sensor yang bisa mendeteksi gerak-gerik ehhh kamu gak peka sama gerak-gerikku yaa ... wkwkwkww (^3^)

Yuk ahh back to the topic . . . Sensor PIR ini dengan tipe AMN12111 . Sensor ini so so so so tiny guuyyyss
Okee langsung aja kita bahas cuusss !!

1.1  Mikrokontroler ATMega 8535
      Mikrokontroler AVR ( Alf and Vegard’s Risc processor ) memiliki arsitektur 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam kode 16 bit ( 16- bits word ) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 ( satu ) siklus clock. Mikrokontroler AVR berteknologi RISC ( Reduced Instruction Set Computing ). Secara umum, AVR dikelompokkan menjadi 4 kelas, yaitu keluarga ATtiny, keluarga AT90Sxx, keluarga ATMega dan keluarga AT86RFxx. ( Wardhana, 2006 )

1.2  Sensor Passive InfraRed ( PIR )
    PIR atau Passive Infra Red merupakan sebuah sensor yang biasa digunakan untuk mendeteksi keberadaan manusia. Proses kerja sensor ini dilakukan dengan mendeteksi adanya radiasi panas tubuh manusia yang diubah menjadi perubahan tegangan.




Sensor PIR ( Passive Infra Red ) dapat mendeteksi sampai dengan jarak 5m. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.5.



PIR sensor mempunyai dua elemen sensing yang terhubung dengan masukan. Jika ada sumber panas yang lewat di depan sensor tersebut, maka sensor akan mengaktifkan sel pertama dan sel kedua sehingga akan menghasilkan bentuk gelombang. Sinyal yang dihasilkan sensor PIR mempunyai frekuensi yang rendah yaitu antara 0,2 – 5 Hz.(digilib.polsri.ac.id)




1.3  Motor DC
    Motor DC adalah suatu motor penggerak yang dikendalikan dengan arus searah ( DC ). Bagian motor DC yang paling penting adalah rotor dan stator, yang termasuk stator adalah badan motor, sikat-sikar dan inti kutub magnet. Bagian rotor adalah bagian yang berputar dari motor DC, yang termasuk rotor ialah lilitan jangkar, jangkar, komutator, tali, isolator, poros, bantalan dan kipas. ( Heryanto dan Adi, 2008 ) Driver motor digunakan untuk menggerakkan motor DC menggunakan mikrokontroler. Arus yang mampu diterima atau yang dikeluarkan oleh mikrokontroler sangat kecil ( dalam satuan miliampere ) sehingga agar mikrokontroler dapat menggerakkan motor DC diperlukan suatu rangkaian driver motor yang mampu mengalirkan arus sampai dengan beberapa ampere. Rangkaian driver motor DC dapat berupa rangkaian transistor, relay, atau IC ( Integrated Circuit ). Rangkaian driver yang umum digunakan adalah dengan IC L293D.

1.4  Komponen Pendukung
1.      Resistor.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang digunakan untuk membatasi jumlah arus yang mengalir dalam suatu rangkaian.

2.      Kapasitor.
Kapasitor adalah alat yang dapat menyimpan energi di dalam medan listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Kondensator sering disebut kapasitor ataupun sebaliknya yang pada ilmu elektronika disingkat dengan huruf (C) (www.wikipedia/kapasitor.html,2009).

3.      Dioda
Dioda adalah komponen elektronika yang paling sederhana dari keluarga semikonduktor, dari simbolnya menunjukkan arah arus dan ini merupakan sifat dioda, bahwa dioda hanya mengalirkan arus pada satu arah atau arah maju ( forward ) sedangkan pada arah sebaliknya (reverse) arus tidak mengalir, arus hanya mengalir dari kutub Anoda ke kutub Katoda. Jenis – jenis dari dioda diantaranya : Dioda Zener, LED, Infrared, Photodioda dan sebagainya. LED ( Light Emitting Diode ), yaitu Dioda yang dapat memancarkan sinar, bisa digunakan sebagai lampu indikator dengan kelebihan yaitu umur aktifnya sangat lama jika dibandingkan dengan lampu pijar ( http://n8n.co.cc, 2009 ).

1.5  Sofware Pemrograman dan Software Downloader
   Bahasa C merupakan salah satu bahasa yang cukup populer dan handal untuk pemograman mikrokontoler. Dalam melakukan pemograman mikrokontroler diperlukan suatu software pemograman, salah satunya yang mendukung bahasa C adalah Code Vision AVR ( CVAVR ). CVAVR hanya dapat digunakan pada mikrokontroler keluarga AVR. CVAVR selain dapat digunakan sebagai software pemograman juga dapat digunakan sebagai software downloader. Software downloader akan mendownload-kan file berekstensi “.hex” ke mikrokontroler. ( Averroes, 2009 )

1.6  Software Menggambar Rangkaian
   Dalam menggambar rangkaian dibutuhkan sebuah software. Software yang digunakan adalah Protues 7 Proffesional. Proteus adalah sebuah software untuk mendesain PCB yang juga dilengkapi dengan simulasi pspice pada level skematik sebelum rangkaian skematik diupgrade ke PCB shingga sebelum PCBnya di cetak kita akan tahu apakah PCB yang akan kita cetak sudah benar atau tidak. Proteus mengkombinasikan program ISIS untuk membuat skematik desain rangkaian dengan program ARES untuk membuat layout PCB dari skematik yang kita buat. Pengalaman saya menggunakan Proteus ini, software ini bagus digunakan untuk desain rangkaian mikrokontroller. Proteus juga bagus untuk belajar elektronika seperti dasar – dasar elektronika sampai pada aplikasi mikrokontroller. Software ini jika di install menyediakan banyak contoh aplikasi desain yang disertakan sehingga kita bisa belajar dari contoh – contoh yang sudah ada. (sharing for Life.com)

Perangkat Keras ( Hardware )
A.    Rangkain Catu Daya
Rangkaian ini terdiri dari tansformator yang berfungsi mengubah tegangan dari AC ke DC. Selain itu terdapat pula regulator yang berfungsi untuk menstabilkan tegangan. Fungsi lainnya yaitu menurunkan tegangan dari 220 V AC ke 5 V DC. Jadi secara garis besar fungsi rangkaian catu daya adalah untuk menurunkan tegangan dari 220 VAC ke 5 V DC serta menstabilkan tegangannya.

B.     Rangkaian Mikrokontroler
Rangkaian ini menggunakan ATMega 8535 dengan menggunakan IC ATMega 8535 yang digunakan sebagai minimum system. Rangkaian ini berfungsi sebagai otak yang mengatur jalannya rangkaian secara keseluruhan.

C.     Rangkaian Motor DC
Motor Dc ini digunakan untuk menggerakan pintu. Gerakan motor DC ini dapat diatur dengan pemberian data pada IC L293D sebagai driver motor DC.

D.    Rangkaian Sensor
Sensor digunakan untuk memberikan input yang nantinya akan dibaca oleh mikrokontroler. Sensor disini menggunakan sensor PIR yang terdiri dari tiga kaki. Kaki pertama terhubung dengan mikrokontroler, kaki yang kedua terhubung dengan VCC, dan kaki yang ketiga terhubung dengan Ground.

E.     Casis ( Rangka ) dan Pintu
Rangka dan pintu yang digunakan dalam alat ini menggunakan bahan dari akrilik dan alumunium.


Perangkat Lunak ( Software )
A.    CodeVisionAVR C Compiler
Aplikasi ini digunakan untuk menuliskan program yang akan dibuat yang akan disimpan dalam ekstensi *.c. Kemudian dapat meng – compile menjadi ekstensi *.hex. Setelah itu men – download – kan file *.hex ke dalam minimum system ATMega 8535.

B.     Proteus 7 Professional
Aplikasi ini digunakan untuk menggambar rangkaian. Dalam program terdapat beberapa gambar komponen elektronika sehingga memudahkan dalam pembuatan gambar rangkaian.


 Alat Pendukung
A.    Solder
Alat pendukung yang digunakan untuk memanaskan dan menyambung komponenkomponen elektronika.
B.     Multimeter
Digunakan untuk mengecek ukuran komponenkomponen elektronika.
C.     Cutter
Alat yang digunakan sebagai pemotong aklirik.
D.    Bor
Alat yang digunakan untuk membuat pada rangka.


 Perancangan Elektronik
Komponen elektronik dipasang sesuai dengan rangkaian yang digunakan. Kemudian rangkaian tersebut di uji coba dengan menggunakan multimeter, untuk mengetahui apakah rangkaian tersebut sudah terhubung dengan benar.
Diagram blok dari prototipe pintu otomatis satu arah ini adalah sebagai berikut : 


Dalam Gambar 1 adalah berisi prinsip kerja secara keseluruhan dari rangkaian elektronik yang dibuat. Sehingga keseluruhan blok dari alat dapat membentuk suatu sistem yang dapat bekerja atau difungsikan sesuai dengan perancangan.

Perancangan Mekanik
Perancangan mekanik ini diawali dengan pemilihan bahan alas dan rangka pada pintu yang akan digunakan. Bahan tersebut terbuat dari bahan akrilik dan alumunium yang akan dipotong sesuai dengan ukuran dan bentuk yang diinginkan. Kemudian bagian-bagian yang telah dibentuk dirangkai sesuai dengan desain yang telah dibuat.

Pemrograman
Sebelum masuk ke tahapan pemrograman, perlu diperhatikan tentang pembuatan flowchart terlebih dahulu. Berikut flowchart yang telah dibuat :


Setelah flowchart dibuat, tahapan selanjutnya adalah menuliskan program. Adapun tahapannya adalah menuliskan program, meng – compile, dan men – download – kan ke dalam mikrokontroler ATMega 8535 dengan menggunakan software CodeVisionAVR C Compiler.

Rancangan Pengujian Rangkaian
1.      Rangkaian Catu Daya
Rangkaian catu daya berfungsi untuk mengubah tegangan AC 220V menjadi tegangan DC. IC 7805 merupakan IC yag dirancang khusus sebagai regulator tegangan untuk meghasilkan tegangan keluaran 5 volt yang stabil. Rangkaian diuji dengan menggunakan multimeter. Skala yang dipakai pada ukuran Voltage, dengan menghubungkan VCC rangkaian dengan kabel positif pada multimeter dan menghubungkan Ground rangkaian dengan kabel negatif pada multimeter.


2.      Rangkaian Mikrokontroler
Pengujian mikrokonroler adalah pada PORTB dihubungkan dengan delapan LED pada kaki katoda. Kaki anoda LED dihubungkan dengan resistor 1 KΩ kemudian dihubungkan ke VCC. Dengan memberi program sederhana yaitu menyalakan semua lampu.


3.      Rangkaian Motor DC
Pengujian rangkain motor DC ini dilakukan dengan membuat program sederhana untuk menghidupkan motor. Yaitu dengan memberi input 0 atau 1 pada IC L293D dari mikrokontroler. Jika motor dapat berputar berarti rangkaian ini dapat berfungsi dengan baik. Dalam rangkaian ini input IC L293D dihubungkan dengan PORTB.0, PORTB.1, PORTB.2, PORTB.3 dan outputnya dihubungkan dengan motor DC.



4.      Sensor
Pengujian sensor ini yaitu kabel positif pada multimeter dihubungkan dengan ‘VOut’ pada sensor dan kabel negatif dihubungkan dengan Ground. Diuji jika ada suhu tubuh manusia dan terdeteksi oleh sensor maka jarum pada multimeter bergerak dan sebaliknya jika tidak ada suhu tubuh manusia yang terdeteksi oleh sensor maka jarum pada multimeter tidak bergerak.

Tahap Penyelesaian
Setelah rangkaian alat selesai dibuat, kemudian dilakukan langkah – langkah penyelesaian yaitu :
1.      Menggabungkan rangkaian – rangkaian yang telah dibuat
2.      Menuliskan program kemudian di – download – kan ke mikrokontroler ATMega 8535.
3.      Melakukan uji coba alat yang telah berisi program secara keseluruhan untuk memastikan bahwa alat telah dapat bekerja sesuai kebutuhan



4.1  Blok Diagram Rangkaian
Alat ini terdiri dari tiga rangkaian. Rangkaian yang pertama adalah rangkaian mikrokontroller ( minimum system ) ATMega 8535 yang merupakan otak dari alat ini. Rangkaian mikrokontroler ini berupa rangkaian sistem minimun ATMega 8535. Terdapat juga IC ATMega 8535 yang berfungsi untuk menyimpan program. Rangkaian kedua adalah rangkain PIR. Rangkain ini tidak dibuat sendiri melainkan menggunakan DI - PIR Motion Detector. Rangkaian yang ketiga adalah rangkaian motor DC dengan IC L293D sebagai driver motor DC. Rangkaian ini merupakan keluaran dari rangkaian mikrokontroler. Rangkaian ini berisi dua buah motor DC yang berfungsi menggerakkan pintu secara otomatis.


1.      Sensor PIR 1 dan sensor PIR 2 mendeteksi suhu tubuh manusia yang akan memberikan input ke mikrokontroler. Salah satu kaki yang terdapat pada PIR di hubungkan ke Port pada mikrokontroler, yaitu PORTC.6 dan PORTC.7
2.      Pendeteksian hambatan yang terjadi pada sensor PIR akan dibaca oleh rangkaian mikrokontroler yang nantinya akan disambungkan pada rangkaian driver motor DC, yaitu melalui PORTB.0, PORTB.1, PORTB.2, PORTB.3.
3.      IC L293D sebagai driver motor DC memberi masukan ke motor DC sehingga motor DC dapat berputar.

Pengujian Rangkaian Catu Daya
Catu daya berfungsi untuk mengubah tegangan AC 220V menjadi tegangan DC. IC 7805 merupakan IC yag dirancang khusus sebagai regulator tegangan. Masukan tegangan DC yang bervariasi maka akan didapatkan tegangan 5V yang stabil.
Sesuai gambar 4 maka didapatkan hasil pengujian seperti tabel di bawah ini. 


Jarum pada multimeter bergerak dan menunjukan tegangan yaitu yang digunakan adalah 5V, maka rangkaian catu daya tersebut telah siap dipakai.

Pengujian Rangkaian Mikrokontroler
Rangkaian ini merupakan otak dari seluruh rangkaian. Semua rangkaian yang ada dikendalikan input outputnya oleh rangkaian mikrokontroler ini. Mini sistem digunakan IC ATMega 8535 dengan alasan program bisa dihapus secara berulang – ulang. Sesuai pengujian seperti pada gambar 5 didapatkan hasil seperti tabel di bawah ini


Dengan melihat hasil pada tabel diatas, mikrokontoler telah sesuai dengan program yang dibuat maka mikrokontoler siap digunakan.
Setelah itu kemudian dibuat sesuai kebutuhan untuk pintu otomatis satu arah. Port – port yang digunakan adalah :
1.      PORTC.6 dihubungkan ke sensor PIR 1 dan PORTC.7 dihubungkan ke sensor PIR 2
2.      PORTB.0, PORTB.1, PORTB.2, PORTB.3 dihubungkan ke IC L293D

Pengujian Rangkain Motor DC
Rangkaian ini terdapat sebuah IC L293D sebagai driver motor DC dan dua buah motor DC yang berfungsi menggerakkan pintu otomatis. Dengan melakukan percobaan sesuai gambar 6 yaitu dengan memberi input 0 atau 1 pada IC L293D didapatkan hasil seperti tabel di bawah ini.


Dengan melihat hasil dari tabel diatas menunjukkan bahwa rangkaian motor DC dapat berfungsi dan siap digunakan.

Pengujian Sensor
Sensor yang digunakan dalam rangkaian pintu otomatis satu arah ini menggunakan sensor PIR ( Passive Infra Red ). Setelah dilakukan pengujian dengan cara seperti yang telah dijelaskan pada Bab III didapatkan hasil sebagai berikut. 


Dari hasil di atas maka sensor PIR dapat berfungsi dan siap untuk digunakan. Sensor PIR dalam rangkaian pintu otomatis satu arah ini berfungsi sebagai input. Sensor ini mempunyai tiga kaki. Kaki yang pertama terhubung dengan mikrokontroler, kaki kedua terhubung dengan VCC , dan kaki yang ketiga terhubung dengan Ground. Rangkaian pintu ini menggunakan dua buah sensor PIR yang mana sensor PIR 1 terhubung ke PORTC.6 dan sensor PIR 2 terhubung ke PORTC.7 dalam mikrokontroler.

1.1  Pemrograman Alat
Proses pemrograman dilakukan setelah hardware selesai dibuat. Seluruh hardware tersebut diuji apakah sudah sesuai dan tidak ada kesalahan dalam perangkainnya. Kemudian program dimasukkan ke dalam mikrokontroler ATMega 8535 dan alat dapat menampilkan hasilnya, maka alat dalam keadaan baik. Untuk men – download program ke mikrokontroler ATMega 8535 digunakan software CodeVisionAVR C Compiler. Downloader di hubungkan ke komputer atau laptop melalui port USB.

1.2  Hasil Pengujian
Alat ini dirancang menggunakan sensor PIR ( Passive Infra Red ) dengan modul DI – PIR Motion Detector sebagai pendeteksi suhu tubuh pada pintu otomatis satu arah. Untuk menggerakkan motor digunakan IC L293D sebagai driver. IC ini berfungsi untuk mengendalikan putaran motor DC agar dapat membuka dan menutup pintu. Mikrokontroler ATMega 8535 digunakan sebagai otak dari alat ini. Rangkaian tersebut dihubungkan dengan catu daya 5 V.
Kondisi pertama adalah kedua PIR yaitu PIR 1 dan PIR 2 dalam keadaan normal dan pintu dalam keadaan tertutup. Setelah PIR 1 mendeteksi suhu tubuh manusia maka LED indikator pada PIR 1 akan menyala dan ‘Vout’ akan berlogika ‘0‘. ‘Vout’ yang terhubung dengan PORTC.6 akan memberi perintah pada mikrokontroler yang kemudian diteruskan ke IC L293D untuk menggerakkan motor DC yang berakibat pintu dapat terbuka secara otomatis.
Kondisi kedua adalah setelah pintu terbuka maka sensor PIR 2 yang masih dalam keadaan normal akan mendeteksi suhu tubuh manusia maka LED indikator pada PIR 2 akan menyala dan ‘Vout’ akan berlogika ‘0’. ‘Vout’ yang terhubung dengan PORTC.7 akan memberi perintah pada mikrokontroler yang kemudian diteruskan ke IC L293D untuk menggerakkan motor DC yang berakibat pintu dapat tertutup kembali secara otomatis.

Ini ada video untuk pintu otomatis satu arah meskipun mengaplikasinya berbeda



Source : http://eprints.uns.ac.id/8689/1/162932708201009321.pdf

Wednesday, 16 March 2016

Sensor Suhu ---- jenis dan karakteristik

Sekarang waktunya kita membahas tentang Sensor Suhu nih kawann... Tau gak sensor suhu itu apa? jenis - jenis nya apa aja coba??
Mau tau kan. Yuk disimak !! ^^^^^

Sensor  suhu atau temperature sensors adalah suatu komponen yang dapat mengubah besaran panas menjadi besaran listrik sehingga dapat mendeteksi gejala perubahan suhu pada objek tertentu. Tanpa kita sadari , sebenarnya komponen ini sudah sangat akrab dengan kehidupan kita sehari hari. Salah satu alat yang menggunakan komponen ini yaitu thermometer digital.



Jenis-Jenis Sensor Suhu
         Sensor suhu dibagi dalam 4 golongan utama, dari tiap sensor suhu ini memiliki beberapa tipe dan bentuk yang berbeda. 4 jenis utama sensor suhu :
  • Thermocouple ( T / C )
  • Resistance Temperature Detector ( RTD )
  • Thermistor
  • IC Sensor Suhu
Karakteristik Sensor Suhu
  1. Thermocouple ( T / C )
Thermocouple pada intinya terdiri dari sepasang transduser panas dan dingin yang disambungkan dan dilebur bersama, dimana terdapat perbedaan yang timbul antara sambungan tersebut dengan sambungan referensi yang  berfungsi sebagai pembanding.

Simbol Thermocouple

Thermocouple

Tipe Thermocouple

Kelebihan Thermocouple :
  1. Selfpowered
  2. Sederhana
  3. Bentuk yang beragam
  4. Range respon suhu yang luas
Kekurangan Thermocouple :
  1. Tidak linier
  2. Tegangan output rendah
  3. Memerlukan tegangan referensi
  4. Kurang stabil
  5. Kurang sensitif
Karakteristik Thermocouple



Salah satu contoh thermocouple adalah J-TC Thermocouple . J-TC merupakan sensor yang mengubah besaran suhu menjadi tegangan, dimana sensor ini dibuar dari sambungan dua bahan metallic yang berlainan jenis. Sambungan ini dikomprosikan dengan campuran kimia tertentu. Sehingga dihasilkan beda potensial antar sambungan yang akan berubah terhadap suhu yang dideteksi.

     2. Resistance Temperature Detector ( RTD )


RTD memiliki prinsip dasar pada tahanan listrik dari logam yang bervariasi sebanding dengan suhu. Kesebandingan variasi ini adalah presisi dengan tingkat konsisten kestabilan yang tinggi pada pendeteksian tahanan. Platina adalah bahan yang sering digunakan karena memiliki tahanan suhu, kelinearan, stabilitas dan reproduksibilitas.

Kelebihan RTD :
  • Stabilitas kerja yang tinggi
  • Memiliki akurasi pengukuran yang tinggi
  • Lebih linier daripada thermocouple

Kekurangan RTD :
  • Harga RTD mahal
  • Memerlukan supply daya
  • Resistansi yang rendah
  • Tahanan absolut yang rendah
  • Mengalami self heating
Karakteristik RTD

   3. Thermistor

Thermistor adalah resistor yang peka terhadap panas yang biasanya mempunyai koefisien suhu negatif, karena saat suhu meningkat maka tahanan menurun atau sebaliknya. Jenis ini sangat peka dengan perubahan tahan 5% per Celcius sehingga mampu mendeteksi perubahan suhu yang kecil.

Kelebihan Thermistor
  • Level perubahan output yang tinggi
  • Respon terhadap perubahan suhu yang cepat
  • Perubahan resistansi pada kedua terminal ( pin )
Kekurangan Thermistor
  • Tidak linier
  • Range pengukuran suhu yang sempit
  • Rentan rusak
  • Memerlukan supply daya
  • Mengalami self heating
Karakteristik Thermistor




Contoh sensor suhu yang termasuk thermistor adalah NTC ( Negative Temperature Coefficient ). NTC merupakan sensor yang mengubah besaran suhu menjadi hambatan. NTC dibuat dari campuran bahan semikonduktor yang dapat menghasilkan hambatan intrinsik yang akan berubah terhadap temperature.

    4. IC Sensor Suhu

IC Sensor adalah sensor suhu dengan rangkaian terpadu yang menggunakan chip silikon untuk kelemahan penginderaannya. Mempunyai konfigurasi output tegangan dan arus yang sangat liniear.

Simbol

IC Sensor Suhu

Kelebihan IC Sensor Suhu :
  • Output paling linier
  • Perubahan level output yang tinggi
  • Harga murah
Kekurangan IC Sensor Suhu :
  • Temperature kerja dibawah 200 derajat Celcius ( T < 200 derajat )
  • Memerlukan supply daya
  • Respon time lambat
  • Mengalami self heating
  • Konfigurasi terbatas
Karakteristik IC Sensor Suhu


Salah satu jenis IC Sensor Suhu adalah IC Sensor suhu tipe LM35. IC sensor suhu LM35 ini memiliki output yang linier dan bekerja dengan tegangan 5 volt DC. IC sensor suhu LM35 sering digunakan sebagai pengindera temperature atau suhu ruangan.


Bermanfaat kan artikel ini ... Yuk di klik untuk aplikasinya

Aplikasinya --->> Aplikasi Sensor suhu



Source :






Sunday, 6 March 2016

Transducer dan Jenis-jenisnya


Pengertian Transduser

Transduser adalah peralatan yang merubah variabel fisik seperti gaya , tekanan , temperature , kecepatan menjadi bentuk variabel yang lain ( Sumbodo, Wirawan. 2008 : 647 ).




Transduser bisa berupa peralatan listrik , elektronik , elektromekanik , elektromagnetik , fotonik , atau fotovoltaik . Dalam pengertian yang lebih luas, transduser kadang-kadang juga didefinisikan sebagai suatu peralatan yang mengubah suatu bentuk sinyal menjadi bentuk sinyal lainnya.Contoh yang umum adalah pengeras suara (audio speaker), yang mengubah beragam voltase listrik yang berupa musik atau pidato, menjadi vibrasi mekanis. Contoh lain adalah mikrofon , yang mengubah suara kita, bunyi, atau energi akustik menjadi sinyal atau energi listrik.

Suatu definisi mengatakan “transducer adalah sebuah alat yang bila digerakkan oleh energi di dalam sebuah sitem transmisi, menyalurkan energi dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk yang berlainan ke sistem transmisi kedua”. Transmisi kedua ini bisa listrik, mekanik, kimia, optik (radiasi) atau termal (panas).

Sebagai contoh, definisi transduser yang luas ini mencakup alat-alat yang mengubah gaya atau perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik. Alat-alat ini membentuk kelompok transduser yang sangat besar dan sangat penting yang lazim ditemukan dalam instrumentasi industri; dan ahli instrumentasi terutama berurusan dengan jenis pengubahan energi ini. Banyak parameter fisis lainnya (seperti panas, intensitas cahaya, kelembaban) juga dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan transduser.

Jenis-jenis Transducer

Berdasarkan Fungsinya, Transduser terbagi menjadi 2 jenis yaitu Transduser Input dan Transder Output. Hampir semua perangkat Elektronika terdapat kedua jenis Transduser tersebut. Berikut ini adalah Blok Diagram sederhana dari Transduser Input ke Transduser Output.




Transduser Input (Input Transducer)

Transduser Input merupakan Transduser yang dapat mengubah energi fisik (physical energy) menjadi sinyal listrik ataupun Resistansi (yang kemudian juga dikonversikan ke tegangan atau sinyal listrik). Energi fisik tersebut dapat berbentuk Cahaya, Tekanan, Suhu maupun gelombang suara. Seperti contohnya Mikropon (Microphone), Mikropon dapat mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik yang dapat dihantarkan melalui kabel listrik. Transduser Input sering disebut juga dengan Sensor.
Berikut ini beberapa Komponen Elektronika ataupun perangkat Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser Input.

  • LDR (Light Dependent Resistor) mengubah Cahaya menjadi Resistansi (Hambatan)
  • Thermistor (NTC/PTC) mengubah suhu menjadi Resistansi (Hambatan)
  • Variable Resistor (Potensiometer) mengubah posisi menjadi Resistansi (Hambatan)
  • Mikropon (Microphone) mengubah gelombang suara menjadi sinyal listrik

Transduser Output (Output Transducer)

Transduser Output merupakan Transduser yang dapat mengubah sinyal listrik menjadi bentuk energi fisik (Physical Energy). Seperti contohnya Loudspeaker, Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara yang dapat di dengar oleh manusia. Transduser Output sering disebut juga dengan istilah Actuator.
Beberapa Komponen Elektronika atau Perangkat Elektronika yang digolongkan sebagai Transduser Output diantaranya adalah sebagai berikut :
– LED (Light Emitting Diode) mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
– Lampu mengubah listrik menjadi Energi Cahaya
– Motor mengubah listrik menjadi Gerakan (motion)
– Heater mengubah listrik menjadi Panas
– Loudspeaker mengubah sinyal listrik menjadi Suara

Penggabungan Transduser Input dan Output

Banyak Perangkat Elektronika yang kita pergunakan saat ini adalah gabungan dari Transduser Input dan Transduser Output. Dalam Perangkat Elektronika yang dimaksud ini terdiri dari Sensor (Transduser Input) dan Actuator (Transduser Output) yang mengubah suatu bentuk Energi menjadi bentuk energi lainnya dan kemudian mengubahnya lagi menjadi bentuk energi yang lain. Seperti contohnya Pengukur Suhu Badan (Termometer) yang mengkonversikan atau mengubah suhu badan kita menjadi sinyal listrik (Transduser input = Sensor Suhu) kemudian diproses oleh Rangkaian Elektronika tertentu menjadi Angka atau Display yang dapat dibaca oleh kita (Transduser Output = Display).

Aplikasi Transduser

Berdasarkan Aplikasinya, Transduser dapat dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
  • Transducer Electromagnetic, seperti Antenna, Tape Head/Disk Head, Magnetic Cartridge.


  • Transducer Electrochemical, seperti Hydrogen Sensor, pH Probes.

  • Transducer Electromechanical, seperti Rotary Motor, Potensiometer, Air flow sensor, Load cell.

  • Transducer Electroacoustic, seperti Loadspeaker, Earphone, Microphone, Ultrasonic Transceiver.

  • Transducer Electro-optical, seperti Lampu LED, Dioda Laser, Lampu Pijar, Tabung CRT.

  • Transducer Thermoelectric, seperti komponen NTC dan PTC, Thermocouple